Banner

Monday, June 23, 2008

100% Lulus UNAS

Alhamdulillah, kabar gembira itu akhirnya datang juga. SMP Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya meraih kelulusan 100% dalam Ujian Nasional 2008. Siswa-siswi kelas 3 yang berjumlah 25 orang berhasil lulus semua setelah melalui ujian yang dirasa sangat berat. Nilai UNAS tertinggi diraih oleh Kintan Deviana dengan nilai 28,5 skala tertinggi 30. Semoga ananda semua dapat meraih prestasi yang lebih baik lagi dalam mengarungi kehidupan kelak. Dan semoga semoga Allah SWT selalu meridhoi gerak langkah kita. Amin.

Thursday, June 19, 2008

Raih nilai UASBN tertinggi kedua di Kecamatan Mulyorejo

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, SD Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya berhasil meraih nilai UASBN tertinggi kedua di Kecamatan Mulyorejo. Sekar Fathiya Azni, itulah nama salah satu ananda yang berhasil nilai 28,50 dengan skala tertinggi 3. Pencapaian nilai ini merupakan hasil yang sungguh luar biasa setelah siswa-siswi SD melakukan persiapan yang cukup lama. Semoga prestasi yang membanggakan ini dapat diikuti oleh prestasi-prestasi lainnya.

Selamat kepada ananda Sekar Fathiya Azni. Semoga Allah SWT tetap memberikan jalan yang terbaik untuk kita semua. Amin.

Tuesday, June 17, 2008

Menghargai Keunikan Anak

Setiap anak memiliki keunikan yang berbeda-beda. Oleh karena itu diharapkan orang tua dan pendidik dapat mengenali keunikan-keunikan tersebut dalam bentuk kecerdasan. Dahulu kita mengenal Intelligence Quotient (IQ) yang diperkenalkan oleh Alfred Binet, dimana IQ akan menentukan keberhasilan pendidikan anak. Sedangkan, pada saat ini Gardner telah mengenalkan kita dengan kecerdasan majemuk (multiple intelligences) Setiap anak memiliki semua kecerdasan yang disebutkan oleh Gardner, dimana kecerdasan linguistik, logis-matematis, kinestetik-jasmani, musikal, antarpribadi, interpribadi dan naturalis diharapkan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki manusia. Setiap anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan setiap kecerdasan yang mereka miliki dengan bimbingan orang tua dan guru. Mereka juga dapat menunjukkan kemampuan yang sesuai dengan kecerdasannya.

Seorang anak yang "bodoh" di dalam kelas, dimana selalu mendapat rangking terakhir bukanlah anak yang tidak cerdas. Setiap anak, pasti memiliki kecerdasan yang disebutkan oleh Gardner. Mungkin anak yang tertinggal tersebut tidak memiliki kecerdasan logis-matematis atau linguistik yang banyak dimaksimalkan di dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kemungkinan dia memiliki kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan antarpribadi, kecerdasaran interpribadi atau kecerdasan naturalis.
Anak anda mungkin senang menulis cerpen, puisi atau juga memiliki prestasi tinggi dalam mata pelajaran menulis. Dari kecenderungannya ini, anak tersebut memiliki kecerdasan linguistik (bahasa). Tapi, jika anda pernah diberi pertanyaan oleh seorang anak seperti "mengapa langit biru" atau "dimana akhir alam semesta", maka anda perlu menyadari bahwa anak tersebut memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengikuti kecerdasan logis-matematisnya. Selain itu, seorang anak juga ada yang lebih senang menirukan gerakan orang lain dari pada menggambar. Jika dia senang bergerak menirukan orang lain maka ia memiliki kecerdasan kinestetik-jasmani. Kemudian, anak yang lebih senang menggambar dan menonjol dalam mata pelajaran seni memiliki kecerdasan spasial.
Setiap anak juga memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Gaya belajar yang lebih senang diiringi musik biasanya memiliki kepekaan terhadap musik. Menurut Armstrong (2002: 31), anak tersebut memiliki kecerdasan musikal yang perlu diasah dengan memberikan aktivitas belajar melalui musik.
Salah satu cara untuk melihat kecerdasan apa yang dimiliki seorang anak, kita bisa memperhatikan mereka saat bermain. Sering kali ketika bermain, anak lebih senang sendiri atau bergabung dengan teman-temannya. Jika dia lebih senang bersosialisasi dengan teman-temannya atau bahkan belajar bersama-sama, anak tersebut memiliki kecerdasan antarpribadi. Selain itu, anak yang memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah teman sebayanya juga memiliki kecerdasan ini. Tetapi, jika anak anda lebih senang belajar dan beraktivitas sendiri, maka dia memiliki kecerdasan interpribadi. Biasanya anak tersebut memperlihatkan sikap independen dan kemauan yang kuat.
Lingkungan alam di sekitar kita bisa dijadikan sebagai objek yang menarik bagi anak yang memiliki kecerdasan naturalis. Kecenderungan anak ini akrab dengan hewan peliharaannya atau tumbuhan yang dia rawat. Jangan heran, jika anak anda senang membawa pulang tumbuhan atau hewan untuk ditunjukkan kepada keluarganya.
Dari kedelapan kecerdasan tersebut, orang tua maupun pendidik perlu untuk menyadari adanya perbedaan kemampuan anak. Dari semua kecerdasan ini, anak dapat diarahkan sesuai dengan kecerdasan yang ia miliki. Sekolah, sebagai institusi yang mewadahi pendidikan perlu mempertimbangkan kecerdasan yang dimiliki anak supaya mereka dapat memperkuat kecerdasan yang mereka miliki.

Monday, June 16, 2008

TIPS BELAJAR : "MEMBACA CEPAT"

Dari publikasi harian KOMPAS di tahun 80-an, saya pernah mencatat bahwa ada beberapa lembaga di Indonesia yang menyelenggarakan kursus membaca cepat (speed reading). Di antaranya ialah Institut Manajemen Prasetya Mulya (1984, sekarang pun masih), Aksara Dinamika (1984-1985), dan Data Search Indonesia (1987, sekarang tidak lagi). Dan setelah tahun 90-an, saya melihat bahwa speed reading merupakan salah satu mata pelatihan yang juga ditawarkan oleh Lembaga Manajemen PPM.

Membaca cepat diperlukan bagi mereka yang ingin terus meluangkan waktu yang relatif sempit untuk membaca. Mereka ini adalah orang-orang yang relatif sibuk karena memikul tugas dan tanggung jawab besar. Para eksekutif puncak, baik di lembaga-lembaga kenegaraan maupun bisnis, adalah contohnya. Kebutuhan mereka akan informasi dan pengetahuan relatif tinggi, sementara aktivitas keseharian mereka sangat padat sehingga waktu membaca sangat sedikit, itupun kalau mereka ingin tetap melakukannya. Pendek kata keterampilan membaca cepat diperlukan terutama bagi orang sibuk yang masih mau membaca. Tidak harus eksekutif puncak, wartawan, pengacara, dokter, atau pengajar dan ibu rumah tangga yang sibuk pun dapat memanfaatkannya.

Kemampuan membaca orang pada umumnya diperkirakan sekitar 100-250 kata per menit (kpm). Dengan mengikuti pelatihan speed reading, seberapa cepat kemampuan membaca itu dapat ditingkatkan? Jawabannya sangat bervariasi. Namun dengan menyediakan waktu berlatih membaca cepat 2 jam per minggu selama 4 minggu pertama dapat diharapkan peningkatan 2 kali dari sebelumnya. Tentu saja diperlukan coaching dari orang yang telah terlatih untuk itu, atau setidaknya dengan buku panduan yang cukup mudah diikuti pembacanya.
Ketika saya pertama kali mengikuti kursus membaca cepat dibawah asuhan The Liang Gie, pembelajar otodidak dan pendiri Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi di Yogyakarta, tahun 1986, saya dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat dari 250 kpm menjadi 500 kpm dalam satu bulan. Hal ini meningkatkan gairah saya untuk lebih rajin membaca, sekalipun waktu itu saya bukanlah orang sibuk. Kala itu saya berhitung secara matematis bahwa bila kecepatan membaca saya rata-rata 500 kpm dan saya membaca buku selama 20 menit per hari, maka dalam satu tahun saya dapat membaca 500 kata x 20 menit x 365 hari = 3.650.000 kata. Andai jumlah kata per buku dihitung 80.000 kata, maka dengan 20 menit membaca tiap hari saya dapat membaca sekitar 45 buku, sebuah jumlah yang memungkinkan seseorang menulis skripsi tingkat strata satu (rata-rata daftar kepustakaan sebuah skripsi di Amerika adalah 40-an buku). Menarik bukan?

Pendidikan sebagai Investasi Jangka Panjang

Profesor Toshiko Kinosita mengemukakan bahwa sumber daya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya karena pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan sebagai prioritas terpenting. Tidak ditempatkannya pendidikan sebagai prioritas terpenting karena masyarakat Indonesia, mulai dari yang awam hingga politisi dan pejabat pemerintah, hanya berorientasi mengejar uang untuk memperkaya diri sendiri dan tidak pernah berfikir panjang (Kompas, 24 Mei 2002).
Pendapat Guru Besar Universitas Waseda Jepang tersebut sangat menarik untuk dikaji mengingat saat ini pemerintah Indonesia mulai melirik pendidikan sebagai investasi jangka panjang, setelah selama ini pendidikan terabaikan. Salah satu indikatornya adalah telah disetujuinya oleh MPR untuk memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20 % dari APBN atau APBD. Langkah ini merupakan awal kesadaran pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka pangjang. Sedikitnya terdapat tiga alasan untuk memprioritaskan pendidikan sebagai investasi jangka panjang.
Pertama, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual hingga tataran global. Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif.
Secara umum terbukti bahwa semakin berpendidikan seseorang maka tingkat pendapatannya semakin baik. Hal ini dimungkinkan karena orang yang berpendidikan lebih produktif bila dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan. Produktivitas seseorang tersebut dikarenakan dimilikinya keterampilan teknis yang diperoleh dari pendidikan. Oleh karena itu salah satu tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan adalah mengembangkan keterampilan hidup. Inilah sebenarnya arah kurikulum berbasis kompetensi, pendidikan life skill dan broad based education yang dikembangkan di Indonesia akhir-akhir ini. Di Amerika Serikat (1992) seseorang yang berpendidikan doktor penghasilan rata-rata per tahun sebesar 55 juta dollar, master 40 juta dollar, dan sarjana 33 juta dollar. Sementara itu lulusan pendidikan lanjutan hanya berpanghasilan rata-rata 19 juta dollar per tahun. Pada tahun yang sama struktur ini juga terjadi di Indonesia. Misalnya rata-rata, antara pedesaan dan perkotaan, pendapatan per tahun lulusan universitas 3,5 juta rupiah, akademi 3 juta rupiah, SLTA 1,9 juta rupiah, dan SD hanya 1,1 juta rupiah.
Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Manfaat moneter adalah manfaat ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan dibawahnya. (Walter W. McMahon dan Terry G. Geske, Financing Education: Overcoming Inefficiency and Inequity, USA: University of Illionis, 1982, h.121).
Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam menggerakkan pembangunan nasional.
Nilai Balik Pendidikan
Kedua, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja. Di negara-negara sedang berkembang umumnya menunjukkan nilai balik terhadap investasi pendidikan relatif lebih tinggi dari pada investasi modal fisik yaitu 20 % dibanding 15 %. Sementara itu di negara-negara maju nilai balik investasi pendidikan lebih rendah dibanding investasi modal fisik yaitu 9 % dibanding 13 %. Keadaan ini dapat dijelaskan bahwa dengan jumlah tenaga kerja terdidik yang terampil dan ahli di negara berkembang relatif lebih terbatas jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan sehingga tingkat upah lebih tinggi dan akan menyebabkan nilai balik terhadap pendidikan juga tinggi (Ace Suryadi, Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan: Isu, Teori dan Aplikasi. Balai Pustaka: Jakarta, 1999, h.247).
Pilihan investasi pendidikan juga harus mempertimbangkan tingkatan pendidikan. Di Asia nilai balik sosial pendidikan dasar rata-rata sebesar 27 %, pendidikan menengah 15 %, dan pendidikan tinggi 13 %. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka manfaat sosialnya semakin kecil. Jelas sekali bahwa pendidikan dasar memberikan manfaat sosial yang paling besar diantara tingkat pendidikan lainnya. Melihat kenyataan ini maka struktur alokasi pembiayaan pendidikan harus direformasi. Pada tahun 1995/1996 misalnya, alokasi biaya pendidikan dari pemerintah Indonesia untuk Sekolah Dasar Negeri per siswa paling kecil yaitu rata-rata hanya sekirat 18.000 rupiah per bulan, sementara itu biaya pendidikan per siswa di Perguruan Tinggi Negeri mendapat alokasi sebesar 66.000 rupiah per bulan. Dirjen Dikti, Satrio Sumantri Brojonegoro suatu ketika mengemukakan bahwa alokasi dana untuk pendidikan tinggi negeri 25 kali lipat dari pendidikan dasar. Hal ini menunjukkan bahwa biaya pendidikan yang lebih banyak dialokasikan pada pendidikan tinggi justru terjadi inefisiensi karena hanya menguntungkan individu dan kurang memberikan manfaat kepada masyarakat.
Reformasi alokasi biaya pendidikan ini penting dilakukan mengingat beberapa kajian yang menunjukkan bahwa mayoritas yang menikmati pendidikan di PTN adalah berasal dari masyarakat mampu. Maka model pembiayaan pendidikan selain didasarkan pada jenjang pendidikan (dasar vs tinggi) juga didasarkan pada kekuatan ekonomi siswa (miskin vs kaya). Artinya siswa di PTN yang berasal dari keluarga kaya harus dikenakan biaya pendidikan yang lebih mahal dari pada yang berasal dari keluarga miskin. Model yang ditawarkan ini sesuai dengan kritetia equity dalam pembiayaan pendidikan seperti yang digariskan Unesco.
Itulah sebabnya Profesor Kinosita menyarankan bahwa yang diperlukan di Indonesia adalah pendidikan dasar dan bukan pendidikan yang canggih. Proses pendidikan pada pendidikan dasar setidaknnya bertumpu pada empat pilar yaitu learning to know, learning to do, leraning to be dan learning live together yang dapat dicapai melalui delapan kompetensi dasar yaitu membaca, menulis, mendengar, menutur, menghitung, meneliti, menghafal dan menghayal. Anggaran pendidikan nasional seharusnya diprioritaskan untuk mengentaskan pendidikan dasar 9 tahun dan bila perlu diperluas menjadi 12 tahun. Selain itu pendidikan dasar seharusnya “benar-benar” dibebaskan dari segala beban biaya. Dikatakan “benar-benar” karena selama ini wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah tidaklah gratis. Apabila semua anak usia pendidikan dasar sudah terlayani mendapatkan pendidikan tanpa dipungut biaya, barulah anggaran pendidikan dialokasikan untuk pendidikan tingkat selanjutnya.
Fungsi Non Ekonomi
Ketiga, investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda. Misalnya pada tingkat individual pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan dirinya secara psikologis, sosial, fisik dan membantu siswa mengembangkan potensinya semaksimal mungkin (Yin Cheong Cheng, School Effectiveness and School-Based Management: A Mechanism for Development, Washington D.C: The Palmer Press, 1996, h.7).
Fungsi politis merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik pada tingkatan sosial yang berbeda. Misalnya pada tingkat individual, pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang positif untuk melatih warganegara yang benar dan bertanggung jawab. Orang yang berpendidikan diharapkan lebih mengerti hak dan kewajibannya sehingga wawasan dan perilakunya semakin demoktratis. Selain itu orang yang berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara lebih baik dibandingkan dengan yang kurang berpendidikan.
Fungsi budaya merujuk pada sumbangan pendidikan pada peralihan dan perkembangan budaya pada tingkatan sosial yang berbeda. Pada tingkat individual, pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, kesadaran estetis serta untuk bersosialisasi dengan norma-norma, nilai-nilai dan keyakinan sosial yang baik. Orang yang berpendidikan diharapkan lebih mampu menghargai atau menghormati perbedaan dan pluralitas budaya sehingga memiliki sikap yang lebih terbuka terhadap keanekaragaman budaya. Dengan demikian semakin banyak orang yang berpendidikan diharapkan akan lebih mudah terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya akan terjadi integrasi budaya nasional atau regional.
Fungsi kependidikan merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan dan pemeliharaan pendidikan pada tingkat sosial yang berbeda. Pada tingkat individual pendidikan membantu siswa belajar cara belajar dan membantu guru cara mengajar. Orang yang berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran untuk belajar sepanjang hayat (life long learning), selalu merasa ketinggalan informasi, ilmu pengetahuan serta teknologi sehingga terus terdorong untuk maju dan terus belajar.
Di kalangan masyarakat luas juga berlaku pendapat umum bahwa semakin berpendidikan maka makin baik status sosial seseorang dan penghormatan masyarakat terhadap orang yang berpendidikan lebih baik dari pada yang kurang berpendidikan. Orang yang berpendidikan diharapkan bisa menggunakan pemikiran-pemikirannya yang berorientasi pada kepentingan jangka panjang. Orang yang berpendidikan diharapkan tidak memiliki kecenderungan orientasi materi/uang apalagi untuk memperkaya diri sendiri.
Kesimpulan
Jelaslah bahwa investasi dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tetapi lebih luas lagi yaitu perkembangan ekonomi. Selama orde baru kita selalu bangga dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu hancur lebur karena tidak didukung oleh adanya sumber daya manusia yang berpendidikan. Orde baru banyak melahirkan orang kaya yang tidak memiliki kejujuran dan keadilan, tetapi lebih banyak lagi melahirkan orang miskin. Akhirnya pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati sebagian orang dan dengan tingkat ketergantungan yang amat besar.
Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indikator hasil pendidikan yang baik. Inilah saatnya bagi negeri ini untuk merenungkan bagaimana merencanakan sebuah sistem pendidikan yang baik untuk mendukung perkembangan ekonomi. Selain itu pendidikan juga sebagai alat pemersatu bangsa yang saat ini sedang diancam perpecahan. Melalui fungsi-fungsi pendidikan di atas yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan maka negeri ini dapat disatukan kembali. Dari paparan di atas tampak bahwa pendidikan adalah wahana yang amat penting dan strategis untuk perkembangan ekonomi dan integrasi bangsa. Singkatnya pendidikan adalah sebagai investasi jangka panjang yang harus menjadi pilihan utama.
Bila demikian, ke arah mana pendidikan negeri ini harus dibawa? Bagaimana merencanakan sebuah sistem pendidikan yang baik? Marilah kita renungkan bersama

Mendongkrak Minat Baca Si Kecil

Siapa bilang mengajar si kecil membaca adalah perkara sukar ? Lesley Mandell Morrow, profesor dan pakar pendidikan belajar membaca pada usia dini di Rutgers University, mengatakan orangtua hendaknya membiarkan anak belajar membaca dengan cara alamiah. Dari kegiatan sehari-hari, anak dapat belajar membaca. Kegiatan memasak, berjalan-jalan, makan bersama, berbelanja bisa menjadi kesempatan berharga untuk memacu anak belajar membaca secara bebas. "Anak yang harus membaca buku akan merasa terpaksa untuk belajar," katanya.
Menurut Morrow, kemampuan membaca harus dipelajari dan dipraktikkan dengan sukarela tak ubahnya kemampuan berbicara dan memahami. Tinggal bagaimana orangtua menjadikan kegiatan belajar membaca sebagai bagian dari ritual sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan bersama antara anak dan orang tua ini juga akan mendorong orang tua untuk kembali gemar membaca. Lewat programnya yang diberi nama GAINS (Gaining Achievement in the New Standard), Morrow dan rekannya Michael W. Smith dan Diane H. Tracey, menawarkan konsep belajar membaca yang lebih bebas. Berikut saran mereka:
Memasak bersama
Saat memasak, mintalah anak untuk membaca resep. Selain itu, ajak anak untuk ikut menyiapkan makanan dengan cara membaca label yang tertera. Membaca daftar belanja juga menjadi bagian dari kegiatan belajar membaca yang menyenangkan.
Berjalan-jalan bersama
Saat menikmati acara rekreasi bersama si kecil, Anda bisa mengajarnya membaca lewat nama-nama binatang, tanaman, dan benda yang ditemui di jalan. Catat nama benda-benda itu dan minta si kecil membacanya. Begitu pula saat malam tiba, Anda bisa mengajak si kecil menyaksikan benda-benda langit, menulis namanya dan meminta anak membacanya kembali sambil menunjuk benda-benda yang dibacanya.
Saat makan bersama
Acara makan bersama bisa pula menjadi ajang belajar membaca bagi si kecil. Mintalah si kecil untuk mengambilkan botol atau kemasan bertulisan. Dengan 'tantangan' itu anak akan mencoba membaca tulisan yang ada pada botol atau kemasan. Riset menunjukkan, semakin banyak waktu yang dilewatkan bersama keluarga di meja makan, semakin besar kemungkinan bagi si kecil untuk menguasai berbagai kosa kata. "Keluarga yang terbiasa berdiskusi di meja makan biasanya akan memberikan kesempatan berbicara pada anak-anaknya dan itu bermanfaat untuk melatih perbendaharaan kosa kata si kecil dan dengan sendirinya membantu mereka saat belajar membaca," kata Morrow.

Belanja bersama
Sebelum pergi berbelanja bersama si kecil, buatlah daftar barang belanjaan terlebih dulu. Lantas, dengan gaya pemburu, minta anak Anda mencari barang yang dimaksud dengan membawa daftar belanjaan. Si kecil akan membiasakan untuk mencocokkan daftar belanjaan dengan barang yang ia temukan di rak. Membaca tanda-tanda yang ada di toko juga akan menjadi kegiatan yang mengasyikkan bagi si kecil. Membaca koran. Koran memberi peluang besar pada anak untuk belajar membaca. Rubrik yang memikat seperti komik dan perjalanan yang penuh warna akan menarik mata si kecil. Diskusikan dengan si kecil apa saja yang Anda baca bersamanya. Kalau mungkin, kliping bagian yang ia sukai.
Bercerita bergantian
Membiasakan bercerita pada si kecil dengan cara membaca akan mendorong anak untuk membaca juga. Mintalah ia membacakan cerita untuk Anda. Setelah itu ajak ia berdiskusi mengenai cerita yang baru saja Anda baca bersamanya.
Menonton aktif
Jangan jadi penonton pasif bila ada di depan tele-visi. Saat menonton TV bersama anak Anda, mintalah ia belajar membaca teks, tulisan atau apa pun yang muncul di layar. Diskusikan bersama anak.

Orangtua suportif
Jika tak tahu, tak ingat, atau tak memahami apa yang ditanyakan si kecil pada Anda, jangan ragu untuk mengakuinya, namun berjanjilah untuk mencari jawabannya. Bukalah buku, ensiklopedia, kamus, atau Internet bersama si kecil untuk mencari jawaban. Bacalah bersama.

Di Mana Anak Harus Belajar?

Tempat belajar yang paling mudah dan murah adalah rumah. Tapi tentu saja harus menyelaraskan apa yang diajarkan pada anak-anak dengan apa yang akan mereka pelajari di masyarakat dan di sekolah. Belajar di rumah, tentu saja bukan sesuatu yang asing karena umumnya semua orangtua selalu memerlukan waktu bersama anak-anak mereka di rumah, seberapa pun sibuknya mereka. Karenanya kita perlu memanfaatkan waktu berkumpul bersama anak-anak ini dengan sebaik-baiknya. Inilah saat bagi kita untuk memberikan bekal pada anak-anak untuk bisa memilih secara tepat dan bermanfaat mengenai apa saja yang bisa pelajari di luar rumah.
Dan itu, sama sekali tidak tergantung pada seberapa kaya atau miskinnya kita atau seberapa tinggi dan lama kita bersekolah dulu, melainkan tergantung pada apa yang kita katakan dan perbuat di rumah. Dengan kata lain, kualitas pertemuan kita dengan anak-anak di rumah menjadi hal utama yang harus bisa kita ciptakan sebaik-baiknya, bila kita menginginkan anak-anak kita sukses di sekolah. Salah satu alasannya karena jam belajar yang dijalani anak-anak kita di sekolah, tidak jauh lebih lama dengan waktu belajar yang mereka habisnya di rumah atau di luar sekolah.
Sebagai contoh, di AS misalnya, waktu hari sekolah anak-anak itu tak lebih dari 180 hari saja setahunnya. Itupun hanya mengambil waktu sekitar 9 jam saja setiap harinya. Di Indonesia, waktu belajar yang dijalani anak-anak di sekolah, bahkan jauh lebih sedikit. Setelah dipotong dengan waktu libur kwartal, hari besar nasional dan keagamaan, hari minggu, praktis jumlah hari sekolah sekitar 240 hari saja setiap tahun. Itupun waktu yang dihabiskan setiap harinya hanya berkisar antara 2 jam sampai 6 jam saja setiap harinya. Jika misalnya kita mengasumsikan anak-anak menghabiskan 6 jam jam di sekolah setiap hari, maka dalam 240 hari jumlah jam yang dihabiskan di sekolah mencapai 1440 jam atau setara dengan 60 hari.
Dengan kata lain, dalam setahun sesungguhnya anak-anak kita hanya menghabiskan 60 hari saja untuk bersekolah. Selebihnya ia berada di luar sekolah. Karena itu, kualitas pertemuan antara orangtua dan anak di rumah, menjadi hal utama dan terpenting untuk bisa diciptakan agar anak bisa belajar dan memperoleh pengalaman berharga yang bisa menjadi bekal mereka meraih sukses kelak. Kunci pertama (dan utama) agar pertemuan antara orangtua dan anak di rumah benar-benar berkualitas itu, seperti yang sudah banyak disarankan para pakar adalah komunikasi.
Karena komunikasi menjadi kunci dan hampir tak ada biaya untuk melakukannya, maka sudah sepatutnya Anda harus bisa menciptakan suasana yang kondusif sekaligus produktif dalam berkomunikasi dengan anak-anak Anda. Misalnya, Anda harus berupaya aktif bertanya juga mendengar tentang apa yang disampaikan anak-anak Anda. Dengan begitu, maka komunikasi Anda dengan anak-anak akan benar-benar memiliki nilai manfaat yang sangat tinggi, tanpa biaya sama sekali. Dan yang terpenting, lewat komunikasi seperti ini, secara tidak langsung, Anda telah membantu anak Anda membentuk pribadi yang mandiri dan penuh percaya diri.
Kunci kedua adalah mengupayakan agar semua proses belajar di rumah bersama anak-anak Anda itu, bisa dilakukan sedini mungkin. Caranya, bisa bertahap. Bila anak Anda masih sangat muda atau masih berusia pra sekolah, Anda bisa menularkan kesukaan belajar dengan membiarkan mereka melihat dan mendengarkan Anda membaca. Bahkan bila perlu, ajak mereka mengunjungi perpustakaan. Bila mereka sudah bisa membaca, tak salah bila Anda membuatkan merek akartu anggota perpustakaan sendiri.
Upayakan Anda bisa menyediakan berbagai keperluan tulis menulis atau peralatan menggambar bagi anak-anak Anda di rumah. Ini akan menunjang mereka untuk mencoba melakukan sesuatu yang secara tidak langsung merangsang mereka untuk kreatif.
Ajarkan anak-anak Anda untuk me-lakukan kegiatan yang bermanfaat bagi pengembangan kemampuan mereka dan bukannya memberikan sesuatu sekadar untuk mereka kerjakan. Bantulah anak Anda, bila mem-butuhkan, untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan sesuai dengan tahapannya. Misalnya, membuat mobil-mobilan dari kulit jeruk. Tunjukan tahapan dari mana mereka harus memulai langkah demi langkah, sampai mobil-mobilan itu selesai dibangun dan bisa dimainkan.
Kembangkan, bersama anak Anda, sikap dan pola pikir yang rasional, konsisten dengan jadwal penyelesaian pekerjaan atau kegiatan di sekitar rumah. Buatlah jadwal atau rencana kegiatan di rumah bersama mereka. Bila perlu, jadwal harian.
Kunci ketiga yang bisa mengantarkan anak Anda meraih sukses di sekolah adalah mengarahkan dan membantu mereka bagaimana menyelesaikan pekerjaan rumah dari sekolah. Untuk itu, Anda perlu meyakinkan mereka bahwa pendidikan itu penting dan karenanya PR harus selalu dikerjakan. Selain itu, agar mereka bisa menyelesaikan PR itu dengan tenang, memberikan tempat khusus pada anak-anak untuk belajar, akan sangat membantu.
Belajar di Masyarakat
Pendampingan dan peran aktif orangtua, juga sangat diperlukan untuk membantu anak-anak mereka bisa menarik manfaat dari pergaulan mereka di masyarakat. Pastikan bahwa Anda bisa memberikan penjelasan yang jernih tentang bagaimana lingkungan tempat tinggal Anda pada anak-anak. Biarkan dan berikan waktu bagi mereka untuk bermain dengan teman-teman di lingkungan tempat tinggal Anda, karena ini merupakan bagian dari proses belajar mereka dengan lingkungannya.

Belajar di Sekolah
Orangtua bisa secara aktif terlibat dalam proses pendidikan anak mereka di sekolah dengan beberapa cara. Misalnya, membantu anak-anak menyelesaikan PR di rumah, memberikan penjelasan tambahan yang berkaitan dengan materi belajar mereka di sekolah. Jadi prinsipnya, orangtua harus lebih aktif mengikuti perkembangan tentang apa saja yang dilakukan anak-anak mereka di sekolah. Termasuk mencermati tentang apa dan bagaimana kurikulum sekolah tempat anak mereka menuntut ilmu. Dengan cara itu, maka orangtua akan bisa lebih mudah membantu anak-anak mereka menemukan jalan untuk meraih sukses di sekolah.

Narkoba mengelilingi kita!

Narkotika dan Obat-obatan berbahaya saat ini sudah menyebar ke mana-mana, termasuk di pedesaan bahkan sampai sekolah dasar. Lalu apa yang kita bisa lakukan untuk mencegah atau meminimalkan beredarnya zat perusak tersebut? Sebelum menjawab hal tersebut ada baiknya kita mengetahui sekilas apa itu narkoba.

Jenis-jenis Narkoba
Saat ini jenis narkoba semakin banyak. Diantaranya yang paling sering digunakana adalah ganja, heroin atau putau dan kokain. Sedang obat berbahaya yang sering digunakan adalah sabu, ecstasy dan pil koplo. Obat-obatan ini bisa menyebabkan orang menjadi kecanduan atau ketagihan sampai membuat kesadaran orang hilang. Selain jenis-jenis yang telah disebutkan ada satu jenis lagi barang berbahaya, yaitu minuman keras yang mengandung kadar alkohol tinggi. Minuman keras tidak kalah bahayanya dengan narkoba.
Mengapa orang memakai narkoba ?
Banyak alasan yang sering dilontarkan seorang pecandu, mengapa ia memakai narkoba, diantaranya :
  • Awalnya iseng dan untuk mencoba-coba. Sama seperti halnya dengan mencoba-coba rokok.
  • Ditawari teman dan tidak bisa menolak karena takut atau segan.
  • Ingin lari dari masalah.

Orang yang punya masalah, merasa dirinya tidak sebaik orang lain. Perasaan itu membuat hidupnya jadi tidak menyenangkan. Kemudian ia memakai narkoba dengan tujuan untuk melupakan masalah. Dengan memakai narkoba, ia mengira masalahnya akan hilang. Padahal, begitu dia sadar masalah itu masih ada dan harus dihadapi, sementara sebagian tubuh kita sudah terkena dampak buruk narkoba.

Mengapa narkoba tidak baik ?
Narkoba tidak baik bagi kesehatan karena akan merusak sel-sel saraf otak. Kerusakan ini bisa mengganggu mental dan perilaku kita, misalnya sulit mengendalikan diri, bicara tidak keruan, mudah marah dan tersinggung. Narkoba juga merusak tubuh kita dengan menyerang beberapa organ penting, seperti jantung, paru, hati dan ginjal. Selain itu, narkoba bisa membuat kita mudah sakit, mual-mual, muntah, diare, kejang-kejang dan menimbulkan kematian.

Khusus untuk putau, orang yang memakainya bisa ingin tidur terus. Begitu bangun, dia pakai putaw lagi, lalu tidur lagi. Begitu seterusnya. Karena itu, biasanya badan pecandu putau menjadi kurus dan lemah. Malangnya, orang yang sudah ketagihan akan merasa sakit kalau tidak memakai narkoba. Sakit yang dialami akan mereda setelah memakai narkoba lagi. Pemakaian terus menerus dan berlebihan bisa menyebabkan kematian.

Bentuk narkoba
Narkoba bisa dibuat dalam berbagai bentuk. Ada yang berupa pil, cairan, bubuk, dan sebagainya. Namun sekarang ada juga narkoba yang dibentuk menjadi permen berwarna-warni dan punya aneka rasa. Salah satu permen narkoba ini namanya yaba. Warnanya menarik dan rasanya manis. Permen berisi narkoba yang termakan akan menimbulkan rasa pusing dan sempoyongan. Dan seperti jenis narkoba lainnya, permen ini bisa membuat orang kecanduan. Karena bentuknya seperti permen yang manis dan menarik, ada kemungkinan dipasarkan di lingkungan anak-anak. Ada baiknya untuk menasehati anak-anak supaya lebih berhati-hati lagi, terutama pada saat membeli jajanan dan terhadap orang yang menawari panganan dengan gratis.

Jadi, bagi orang tua yang memiliki anak mulai dari tingkat sekolah dasar harus selalu memberikan waktunya untuk memonitor segala kegiatan anak baik di lingkungan rumah maupun sekolah. Monitoring tidak selalu dengan terlalu mengekang anak. Banyak cara memonitor anak dengan cara yang baik. Mudah-mudahan generasi muda Indonesia tidak lagi terkotori dengan Narkoba dan minuman keras yang dapat merusak generasi ini menjadi generasi yang lemah.

Hak-hak Anak

Saat ini baik di Indonesia maupun di negara-negara lain sering kita lihat, dengar dan baca dari media elektronik dan media cetak anak-anak yang dianiaya, ditelantarkan bahkan dibunuh hak-haknya oleh orangtuanya sendiri maupun oleh kerasnya kehidupan. Hak asasi mereka seakan-akan tidak ada lagi dan tercabut begitu saja oleh orang-orang yang kurang bertanggungjawab.

Bukan orang dewasa saja yang mempunyai hak, anak-anakpun mempunyai hak. Hak-hak untuk anak-anak ini diakui dalam Konvensi Hak Anak yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-bangsa pada tahun 1989. Menurut konvensi tersebut, semua anak, tanpa membedakan ras, suku bangsa, agama, jenis kelamin, asal-usul keturunan maupun bahasa memiliki 4 hak dasar yaitu :

Hak Atas Kelangsungan Hidup

Termasuk di dalamnya adalah hak atas tingkat kehidupan yang layak, dan pelayanan kesehatan. Artinya anak-anak berhak mendapatkan gizi yang baik, tempat tinggal yang layak dan perwatan kesehatan yang baik bila ia jatuh sakit.

Hak Untuk Berkembang

Termasuk di dalamnya adalah hak untuk mendapatkan pendidikan, informasi, waktu luang, berkreasi seni dan budaya, juga hak asasi untuk anak-anak cacat, dimana mereka berhak mendapatkan perlakuan dan pendidikan khusus.

Hak Partisipasi

Termasuk di dalamnya adalah hak kebebasan menyatakan pendapat, berserikat dan berkumpul serta ikut serta dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dirinya. Jadi, seharusnya orang-orang dewasa khususnya orangtua tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada anak karena bisa jadi pemaksaan kehendak dapat mengakibatkan beban psikologis terhadap diri anak.

Hak Perlindungan

Termasuk di dalamnya adalah perlindungan dari segala bentuk eksploitasi, perlakuan kejam dan sewenang-wenang dalam proses peradilan pidana maupun dalam hal lainnya. Contoh eksploitasi yang paling sering kita lihat adalah mempekerjakan anak-anak di bawah umur.

Untuk itu ada baiknya para orangtua, lembaga-lembaga pendidikan maupun lembaga lain yang terkait dengan anak mengevaluasi kembali, apakah semua hak-hak asasi anak telah dipenuhi / terpenuhi.

Selektif Pada Permainan Anak

Promosi gencar yang dilakukan produsen berbagai produk mainan anak baik elektronik maupun manual dapat memposisikan anak menjadi konsumen aktif. Tidak hanya itu, mainan buatan pabrik tersebut membuat kreativitas anak berkurang atau terbatasi. Bahkan anak bisa lebih bersikap individualis kalau terlalu 'over' bermain dengan permainan elektronik, contoh nyatanya adalah playstation. Merupakan suatu hal yang wajar, bila setiap orang tua menyediakan fasilitas mainan pada anak-anaknya. Karena dunia anak merupakan dunia bermain. Ketika bermain, anak-anak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat, keterampilan dan pengetahuan. Jenis permainan dan mainan yang sejak awal diberikan secara tepat pada balita berperan mengembangkan saraf-saraf motorik yang akan mempengaruhi tingkat intelegensia anak.

Lalu bagaimana wujud dunia bermain anak-anak saat ini? Setidaknya hasil kegiatan Lomba Menggambar Dolanan Bocah maupun Kumpul Bocah yang diselenggarakan USC-Satu Nama Yogyakarta di Padukuhan Duwet, Desa Sendangadi, Mlati (28 September 2003) lalu dapat menjadi gambaran. Di sana terlihat permainan elektronik dan televisi telah cukup jauh mempengaruhi dunia anak-anak."Dalam kegiatan ini terkumpul 137 gambar. Ternyata yang mereka gambar mayoritas permainan elektronik dan tokoh hero dalam film kartun," kata Koordinator Perpustakaan Keliling USC-Satu Nama Yogyakarta, I Gede Eddy Purwaka.Menurut I Gede Eddy Purwaka, berbagai jenis permainan anak-anak di zaman sekarang cenderung menjauhkan mereka dari interaksi sosial. "Tidak mengherankan jika anak-anak sekarang lebih bersikap individualis dan kurang kreatif," tambahnya.

Butuh Pengawasan

Menghindari anak menjadi konsumen produk mainan memang merupakan hal yang sulit dilakukan. Apalagi sifat anak yang cenderung meniru sesuatu dari lingkungannya. Banyaknya produk mainan instan dan elektronik untuk anak-anak diakui Marnio Pudjono memang sudah membelenggu kreativitas anak. Namun demikian mainan tersebut tidak selalu menghambat pengembangan kreativitas."Misalnya, tamiya. Sebelum memainkannya anak harus paham betul teknis cara memasang dan teknis memainkannya. Sehingga secara langsung mereka juga belajar. Begitu pula memodifikasi jenis permainan tamiya, anak juga dituntut kreatif, meskipun terbatas," jelas Marnio Pudjono.

Produk mainan yang tidak langsung jadi, misalnya robot rakitan, push block dan puzzel, menuntut anak untuk berusaha menemukan bentuknya. Ini cukup baik, daripada hanya membeli produk mainan jadi. Marnio Pudjono pun membenarkan kalau ada yang beranggapan permainan elektronik memang cenderung membuat anak semakin menjadi individual. Apalagi kalau sang anak terlalu asyik menghabiskan waktunya untuk memainkan mainan itu."Di sini peran orangtua sangat penting. Mereka berkewajiban untuk mengawasi anaknya. Jangan sampai terlalu berlebihan bermain dengan mainannya. Mereka juga harus mengarahkan anaknya untuk bersosialisasi. Agar proses keseimbangan berjalan baik. Banyak sekali cara yang bisa ditempuh. Misalnya, mengikutsertakan dalam klub renang, klub bermain atau kegiatan masjid," jelas Marnio Pudjono lebih lanjut.
Selain itu, orang tua harus jeli dan pandai memilih produk mainan. Karena jenisnya saat ini banyak sekali. Jenis produk mainan yang baik, sebaiknya dipilihkan yang bisa merangsang perkembangan intelektualitas anak. Tidak hanya sekedar bagus, mahal dan baru."Sejauh pengamatan saya, selama ini orang tua banyak yang lupa. Kalau gerakan motorik anak berpengaruh pada tingkat intelegensi anak. Anak yang gerakan saraf motoriknya optimal, perkembangan saraf otaknya juga akan optimal. Jangan lekas melarang balita yang sedang berlari-lari atau memanjat kursi. Selama masih aman, biarkan saja," kata Marnio Pudjono. Permainan keseimbangan sangat dianjurkan pada balita dan anak TK. Karena merangsang saraf-saraf keseimbangan. Pakar psikologi percaya, jika saraf motorik berkembang, saraf keseimbangan juga ikut berkembang.
Sel-sel otak terutama nukleus pestibularis juga berkembang. Tidak dipungkiri kalau fasilitas untuk hal tersebut memang mahal. "Inilah pentingnya menurut saya adanya klub bermain yang lengkap. Dapat diupayakan di TK atau play group. Sehingga orang tua tidak terlalu terbebani. Karena dibeli secara bersama-sama. Sekaligus dapat belajar bersosialisasi," terang Marnio Pudjono.Dolanan Anak Menengok pada permainan anak tempo dulu, seperti dolanan anak, Marnio Pudjono rupanya agak pesimistis bila ada usaha untuk memunculkannya lagi. Karena jenis permainan ini semakin luntur dimakan jaman, kurang dikenal maupun diminati anak-anak sekarang. Walaupun dia tidak memungkiri kalau sebenarnya permainan semacam itu memang bagus untuk memupuk sosialisasi antar anak. "Selain itu anak di era dulu, kalau ingin punya mainan harus membuat sendiri. Hal ini memang membangkitkan kreativitas dalam dirinya.
Dibandingkan anak sekarang yang hanya tinggal memilih dan membeli berbagai macam produk mainan," ujarnya.Namun naif rasanya kalau para orangtua harus membendung perubahan orientasi dunia bermain anak di masa sekarang. Jalan yang paling bijak menurut Marnio Pudjono, orangtua harus sering-sering mendampingi anak. Setidaknya seperti dikatakan I Gede Eddy Purwaka, tetap mendorong anak supaya mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya.

Friday, June 13, 2008

PROFIL SMP

Nama :
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya
Tahun Berdiri :
SK nomor 421.2/7035/402.4.9/2002Tanggal 20 Agustus 2002
Alamat :
Jl. Taman Bhaskara Utara, RT 7/RW 02Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya
Status Akreditasi : A
Fasilitas
  • Ruangan Kelas (tiga lantai) ber-AC
  • Ruang Kepala Sekolah
  • Ruang Guru
  • Ruang Biro Psikologi dan BP
  • Ruang Pembelajaran SMP
  • Ruang KomputerRuang Laboratorium IPA
  • Ruang Laboratorium Bahasa Inggris
  • Ruang Pusat Sumber Belajar
  • Ruang Perpustakaan
  • Ruang Sanggar Musik
  • Ruang UKS
  • Ruang Sanggar Pramuka
  • Ruang Galeri Seni
  • Masjid
  • Kantin
  • Taman Bermain
  • Kamar Mandi
  • Lapangan Bola Basket
  • Lapangan Sepak Bola
  • Lapangan Bulu Tangkis
  • Lapangan Bola Voli
  • Arena Lompat Jauh
  • Arena Lompat Tinggi

Program Sekolah

Intrakurikuler

  • Pendidikan Agama Islam
  • Al-Quran
  • Takhfizul Quran
  • Bahasa Indonesia
  • Matematika
  • Biologi (IPA)
  • Fisika (IPA)
  • Geografi (IPS)
  • PKn (IPS)
  • Pendidikan Jasmani
  • Bahasa Inggris
  • Komputer
  • Jurnalistik (suplemen)
  • Leadership
  • Bioteknologi (suplemen)

Jam Belajar

Kelas VII-IX :
Pukul 07.00 - 14.50 WIB

Keterangan:
Tilawatil Quran selama 60 menit masuk dalam jam belajar. Setelah proses pembelajaran, diakhiri dengan Shalat Ashar berjamaah. Ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam belajar.

Model Pembelajaran

Pembelajaran lebih menekankan pada pemahaman terhadap karakter anak dengan melihat database yang dimiliki oleh anak tersebut melalui biro psikologi. Setelah diketahui mengenai karakter anak, maka ditentukan model pembelajarannya, yang meliputi:

  • Pembelajaran Kontekstual
  • Pembelajaran Kolaborasi
  • Pembelajaran Ramah Guru dan Ramah Anak
  • Pembelajaran Peta Konsep
  • Pembelajaran Quantum
  • PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)

Untuk mendesain model pembelajaran di atas, maka disiapkan rancangan pembelajaran dengan pola:

  • Field Trip
    Melakukan kunjungan ke objek secara langsung. Atau dengan kata lain, melakukan pembelajaran di luar kelas. Hal ini untuk pembelajaran kontekstual. Anak diajak ke alam nyata, bukan hal yang abstrak.
  • Guru Tamu
    Guru tamu ini tentunya orang-orang yang sudah dianggap mampu di dalam bidangnya. Guru tamu ini bisa diambil dari tenaga professional, wali murid yang kompeten, atau bisa guru dari sekolah lain. Model pembelajaran ini mengaktifkan semua indera siswa melalui pendekatan SAVI (somatic, auditory, visual, intelektual).
  • Model Evaluasi
    Penilaian yang dilakukan tidak hanya secara kuantitatif (berdasar angka). Penilaian juga dilihat secara kualitatif (dalam bentuk narasi). Penilaian juga tidak hanya didasarkan pada kemampuan kognitif, tetapi juga afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian seluruh aspek kemampuan anak akan dievaluasi.

PROFIL SD

Nama :
Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya
Tahun Berdiri :
SK nomor 421.2/4538/402.4.9/2002 Tanggal 2 Mei 2002
Alamat :
Jl. Taman Bhaskara Utara, RT 7/RW 02 Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya
Status Akreditasi : A

Fasilitas

  • Ruangan Kelas (tiga lantai) ber-AC
  • Ruang Kepala Sekolah
  • Ruang Guru
  • Ruang Biro Psikologi dan BP
  • Ruang Pembelajaran SD
  • Ruang Komputer
  • Ruang Laboratorium IPA
  • Ruang Laboratorium Bahasa Inggris
  • Ruang Pusat Sumber Belajar
  • Ruang Perpustakaan
  • Ruang Sanggar Musik
  • Ruang UKS
  • Ruang Sanggar Pramuka
  • Ruang Galeri Seni
  • Masjid
  • Kantin
  • Taman Bermain
  • Kamar Mandi
  • Lapangan Bola Basket
  • Lapangan Sepak Bola
  • Lapangan Bulu Tangkis
  • Lapangan Bola Voli
  • Arena Lompat Jauh
  • Arena Lompat Tinggi
Program Sekolah
Intrakurikuler
  • Pendidikan Agama Islam
  • Al-Quran
  • Takhfizul Quran
  • Bahasa Indonesia
  • Matematika
  • Sains
  • PKPS
  • Kesenian
  • Ketrampilan
  • Pendidikan Jasmani
  • Bahasa Daerah
  • Bahasa Inggris
  • Komputer
  • Upacara dan Kesehatan

Ekstrakurikuler

  • Wajib (pramuka dan tilawatil Quran)
  • Pilihan (vokal, basket, lukis, tari, bela diri, ketrampilan)
  • Ekstra Bina Prestasi (Matematika Sains, Social Leadership, Jurnalistik)
  • Sanggar (taekwondo, musik, mental aritmatika, dll)
  • Kid Computer and Robotic Club

Kegiatan Pembiasaan

  • Shalat berjamaah
  • Jam Baca
  • Materi Syarat Kecakapan Keagamaan (SKK)
  • Agenda Ibadah

Jam Belajar

Kelas I - II :
Pukul 07.00 - 11.50 WIB

Kelas III - VI :
Pukul 07.30 - 14.10 WIB

Keterangan :
Tilawatil Quran selama 60 menit masuk dalam jam belajar. Ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam belajar.

Model Pembelajaran

Kemampuan belajar setiap anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Anak-anak akan tumbuh dengan baik jika mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar yang didukung lingkungan yang dirancang secara cermat dengan menggunakan konsep yang jelas. Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bereksplorasi, mencipta, berpikir kreatif, dan mengembangkan kemampuan lain yang dimiliki siswa, SD Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya menerapkan berbagai model pembelajaran dan menerapkan sistem Moving Class. Konsep Moving Class yang kami terapkan mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Dengan Moving Class, siswa akan belajar bervariasi dari satu kelas ke kelas lain sesuai dengan bidang studi yang dipelajarinya. Sistem tersebut diterapkan untuk kelas III - VI, sedangkan kelas I dan II diterapkan semi Moving Class. Secara khusus, diadakannya moving class bertujuan untuk:

  • Memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik visual, auditori, dan khususnya kinestetik untuk mengembangkan dirinya.
  • Menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai dengan karakter bidang studi.
  • Melatih kemandirian, kerjasama, dan kepedulian sosial siswa. Karena dalam moving class mereka akan bertemu dengan siswa lain bahkan dari jenjang yang berbeda setiap ada perpindahan kelas atau pergantian mata pelajaran.
  • Merangsang seluruh aspek perkembangan dan kecerdasan siswa (multiple intelegent)

PROFIL KB-TK

Nama :
Taman Kanak-Kanak (TK) Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya
Tahun Berdiri :
SK nomor 421.2/4537/402.4.9/2002Tanggal 2 Mei 2002
Nama :
Taman Azhar (Kelompok Bermain/KB) Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya
Tahun Berdiri :
SK nomor 425.2/3461/402.4.9/03Tanggal 23 April 2003
Alamat :
Jl. Taman Bhaskara Utara, RT 7/RW 02Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya
Status Akreditasi : B

Fasilitas :

  • Ruangan Kelas ber-AC
  • Ruang Kepala Sekolah
  • Ruang Guru
  • Ruang Biro Psikologi dan BP
  • Ruang Pembelajaran KB dan TK
  • Ruang Pusat Sumber Belajar
  • Ruang Komputer
  • Ruang Perpustakaan
  • Ruang Sanggar Musik
  • Ruang UKS
  • Galeri Seni
  • Masjid
  • Taman Bermain
  • Kantin
  • Arena Panggung Gembira
  • Kamar Mandi
  • Lapangan Bola Basket
  • Lapangan Sepak Bola
  • Lapangan Bulu Tangkis
  • Lapangan Bola Voli

Program Sekolah

Intrakurikuler

  • Agama (shalat, membaca Al-Quran, doa sehari-hari, kalimat thoyyibah, kisah rasul, ciptaan Allah, sifat Allah, tugas malaikat, dan akhlaq mulia kepada orang tua)
  • Akademik (bahasa, kognitif, seni, sosial-emosi, dan fisik)

Ekstrakurikuler

  • Wajib (renang dan baca tulis Al-Quran)
  • Pilihan (tari dan tapak suci)
  • Sanggar (musik dan seni lukis)

Jam Belajar

Kelompok Bermain "Taman Azhar" :
Pukul 08.00 - 10.00 WIB

Kelompok TK A dan B :
Pukul 07.30 - 11.00 WIB

Model Pembelajaran

Model Pembelajaran merupakan pola pembelajaran yang didesain, diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) diterapkan di KB-TK Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya dalam berbagai bentuk model, antara lain:

  • Pembelajaran Area atau Rolling Class (area bahasa, agama, seni, dan balok)
  • Pembelajaran Ramah Guru dan Ramah Anak
  • Pembelajaran Kontekstual
  • Pembelajaran Kolaborasi
  • Pembelajaran Konstruktivis
  • Pembelajaran Tematik

Dalam mendesain model pembelajaran, semua indera difungsikan melalui pendekatan SAVI (Somatik, Auditori, Visual, dan Intelektual)

Program Kegiatan

TK Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya mempunyai beberapa program kegiatan unggulan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya adalah :

  • Pekan Budaya
  • Field Trip
  • Pengenalan Profesi
  • Out Bond (tadabur alam)
  • Proses Memasak dan Makan Bersama
  • Siaran Radio atau Televisi
  • Peringatan Hari Besar Islam
  • Peringatan Hari Besar Nasional

Thursday, June 12, 2008

Jurnalistik Telematika

Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya terus berusaha mengembangkan bidang jurnalistik yang sekarang ini telah merambah ke jurnalistik telematika. Beberapa artikel guru telah diterbitkan di media massa cetak dan situs-situs berita di internet. Artikel-artikel tersebut diantaranya dikirimkan oleh Pak Andri. Berikut ini daftar artikel tersebut :
  1. Informasi di Ujung Jari, Surya
  2. Pendidikan IT Usia Dini, Jawa Pos
  3. Nilai Seonggok Sampah di Sekolah, Kompas.com

Untuk lebih detailnya silahkan kunjungi www.pakandri.blogspot.com

Tentang Laboratorium Komputer

Laboratorium ini memiliki fasilitas 30 unit komputer dengan teknologi terbaru. Spesifikasinya Motherboard ASUS, Processor Intel Core 2 Duo 4400 @ 2.00 GHz, RAM 512 MB, HD 80MB, DVD Combo, FDD, USB, Monitor 15" Flat. Dan tidak ketinggalan pula jaringan komputer lokal dan fasilitas internet dengan akses broadband. Dengan Spesifikasi seperti ini menjadikan laboratorium Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya terdepan di kelasnya.
Secara rutin laboratorium komputer digunakan untuk pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Selain itu, para guru juga tidak ketinggalan untuk selalu belajar tentang IT di labkom ini. Pelatihan Microsoft Office Excel 2007 for Teacher guna menyelesaikan administrasi sekolah telah dilaksanakan tahun ini. Pelatihan berikutnya adalah tentang intranet dan internet. Dengan program seperti ini guru-guru Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya akan menjadi guru yang melek IT.
Program khusus untuk siswa-siswi Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya adalah dengan membentuk Kid's Computer and Robotic Club (KCRC). Disinilah tempat pembinaan secara khusus untuk siswa-siswi yang mempunyai bakat dan minat lebih di bidang IT. Materi yang diajarkan disana meliputi robotika, jurnalistik telematika, web design, free open source software (FOSS) dan lain-lain. KCRC terbagi menjadi beberapa divisi diantaranya yaitu divisi atlet komputer cilik yang menyiapkan siswa-siswi untuk mengikuti lomba.
Prestasi yang pernah diraih di tahun 2008 ini adalah dengan menyapu bersih gelar juara di lomba puzzle komputer dan mengetik cepat. Kategori yang diperlombakan adalah TK, SD kelas 1-2, SD kelas 3-4 dan SD kelas 5-6. Lomba ini diselenggarakan oleh salah satu sekolah terkenal di Surabaya dengan melibatkan peserta se-Surabaya.

Fasilitas Sekolah

  1. Ruang kelas yang nyaman dan ber-AC
  2. Ruang perpustakaan
  3. UKS (Unit Kesehatan Sekolah)
  4. Sanggar musik
  5. Kantin sekolah
  6. Taman Bermain
  7. Masjid
  8. Lapangan Olahraga (Basket, Voli, Bulu Tangkis)
  9. Antar Jemput
  10. Buletin
  11. Laboratorium Komputer
  12. Laboratorium Bahasa

Sejarah Singkat

Yayasan Al-Azhar Kelapa Gading didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Oktober 1987. Nama Al-Azhar Kelapa Gading kiranya tidak asing dalam dunia pendidikan. Keunggulan yang dimiliki oleh sekolah ini sudah banyak didengar di kalangan masyarakat.
Sebagai sebuah gerakan sosial keagamaan, Yayasan Al-Azhar Kelapa Gading menjadi fenomena model pendidikan modern. Ciri kemodernan yang tampak, paling sedikit dalam dua hal. Pertama, bentuk gerakannya yang terorganisasi secara sistematis dan terencana. Kedua, aktivitas pendidikannya yang mengacu pada model sekolah modern untuk ukuran zamannya.
Mulai tanggal 1 November 2001, Yayasan Al-Azhar Kelapa Gading mulai masuk di Surabaya. Secara resmi Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya dibuka pada tanggal 2 Januari 2002. Munculnya nama Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya, yang terdiri dari tiga jenjang, Pra Sekolah (KB dan TK), SD, dan SMP, menambah deretan sekolah unggul di Surabaya.
Sejak dibuka di Surabaya, 2 Januari 2002 sampai akhir bulan September 2005, Pimpinan Perguruan (Direktur) masih dijabat dari Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading Jakarta. Melihat kenyataan yang ada, bahwa kultur masyarakat di Surabaya dan Jakarta tidak sama, maka berdasarkan kenyataan ini, mulai tanggal 1 Oktober 2005 diangkat Pimpinan Perguruan (Direktur) dari Surabaya.
Respon dari masyarakat cukup bagus dengan hadirnya Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya. Meningkatnya jumlah siswa baru dari tahun ke tahun sebagai bukti bahwa sekolah ini cukup diminati. Meskipun saat pertama dibuka mengundang keraguan, namun tantangan itu semua telah terjawab. Teman-teman jurnalis media massa juga memberikan apresiasi yang positif terhadap perkembangan sekolah yang usianya belum genap tujuh tahun ini.
Melihat usianya, Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya relatif sangat muda. Namun, kematangan dalam mengemban amanat pendidikan cukup siap. Ini semua tidak lepas dari sebuah sistem yang sudah dibuat di Jakarta dan diterjemahkan sesuai dengan kultur di Surabaya. Sehingga tidak jarang, sekolah-sekolah lain, baik dari Surabaya maupun luar Surabaya berkunjung ke Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya.
Menyikapi diberlakukannya Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi (KBK), Al-Azhar Kelapa Gading tidak terlalu risau. Semua menyadari sesungguhnya perubahan adalah selalu terjadi setiap saat dalam hidup ini. Perubahan itu sendiri tidak dapat dihindari dan sudah menjadi ketentuan yang abadi. Siapa yang tidak mau berubah, maka siap untuk menghadapi resiko tinggi.
Sebelum KBK diberlakukan untuk semua sekolah, Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading sudah lebih awal memberlakukan KBK. KBK sesungguhnya ada kaitan erat dengan life skill. Semua pelajaran yang disampaikan kepada siswa pada umumnya adalah menyiapkan anak untuk terampil dalam kehidupan sehari-hari.
Memantapkan perkembangan KBK saat ini, maka mulai tahun pelajaran 2006-2007, Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya memulai dengan mendesain pembelajaran dengan arah membangun karakter (Character Building). Untuk itu, langkah yang dilakukan menyusun buku pelajaran sendiri, khususnya kelas 1 dan 2 berdasarkan materi esensial yang dikembangkan melalui "Joyful learning" dengan berbagai pendekatan pembelajaran sesuai dengan karakter anak.
Mengenai Uji Kendali Mutu (UKM), semua sudah menjadi kebijakan pemerintah kota. Awalnya memang menjadi masalah bagi kami. Namun, karena ini sudah menjadi kebijakan yang tidak dapat ditawar, maka untuk mengatasi hal ini Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya membuat langkah-langkah strategis yang tetap pada tujuan awal, yaitu membangun karakter dengan tetap menjaga kualitas akademik, yaitu target nilai maksimal.
Model pembelajaran yang kreatif dan inovatif didesain untuk pembangunan karakter pada anak. Hal ini juga untuk menyeimbangkan antara otak kiri dan kanan. Dengan harapan lulusan Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya menjadi siswa yang mempunyai kepribadian. Selain hasil nilai akademiknya bagus, juga mempunyai sikap yang positif dan terampil dalam menjalani hidup.

Data Perguruan

Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya baru memiliki tiga unit. Unit Pra Sekolah yaitu KB/TA (Kelompok Bermain/Taman Azhar) dan TK (Taman Kanak-Kanak). Unit di atasnya adalah SD (Sekolah Dasar). Unit yang paling tinggi adalah SMP (Sekolah Menengah Pertama). Semua unit diprogram secara berkelanjutan.
Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading dipimpin oleh seorang direktur yang membawahi seluruh unit. Selain itu ada Kepala Humas dan kesekretariatan, bendahara, biro psikologis, bagian personalia, bagian akademik, bagian litbang, dan bagian umum.Setiap unit memiliki pimpinan yang disebut dengan Kepala Sekolah. Kepala Sekolah dibantu oleh wakil. Selain itu, setiap unit mempunyai tenaga BP dan Tata Usaha.

Nama :
Yayasan Al-Azhar Kelapa Gading
Akte Notaris :
Imas Fatimah SH No. 193, Tgl. 22 Oktober 1987
Sertifikat Merk :
561662
Hak Cipta Nama dan Logo Nomor 021553 pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual,Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI
Alamat :
Jl. Taman Bhaskara Utara
Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo
Telp :
(031) 5938179, 5927420, 5927447
Special Hotline Number : (031) 60420001 (Pak Andri)
Fax :
(031) 5938179
E-Mail :
akar_comp@yahoo.com

Status Sekolah:
TK :
Terakreditasi B (saat akreditasi muridnya saat itu kurang dari 100 orang)
SD :
Terakreditasi A
SMP :
Terakreditasi A

Visi, Misi dan Tujuan

Memantapkan perkembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan menyongsong Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka mulai tahun pelajaran 2006-2007, Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya memulai dengan mendesain pembelajaran dengan arah membangun karakter (Character Building). Untuk itu, langkah yang dilakukan adalah menyusun buku pelajaran sendiri, khususnya untuk Kelompok Bermain, TK, dan SD kelas 1 dan 2 berdasarkan materi esensial yang dikembangkan melalui "Joyfull Learning" dengan berbagai pendekatan pembelajaran sesuai dengan karakter anak.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sudah diberlakukan mulai tahun pelajaran 2007/2008. Kurikulum ini lebih mengembangkan potensi sekolah. Kurikulum yang berpijak pada visi, misi, serta tujuan pendidikan di sekolah masing-masing. Hal ini kami sambut dengan senang, karena sejak awal, pembelajaran di Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya selalu berangkat dari visi, misi, serta tujuan pendidikan sekolah.
Visi:
Pendidikan berwawasan masa depan yang diselenggarakan secara professional dengan mengintegrasikan IPTEK dan IMTAQ dalam mempersiapkan cendekiawan muslim.
Misi:
Pelaksanaan da'wah Islamiyah sebagai amanah Allah SWT dengan menyelenggarakan pendidikan akhlaq mulia dan penguasaan dasar-dasar ilmu pengetahuan serta penanaman semangat pembaharuan dalam rangka mempersiapkan cendekiawan yang menguasai pengetahuan dan teknologi.
Tujuan:
Mewujudkan cendekiawan muslim yang taqwa dan berakhlaq mulia, sehat jasmani dan rohani, cerdas, cakap, dan terampil, penuh percaya diri, memiliki kepribadian yang kuat, berwatak pejuang dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dan keluarganya serta bertanggung jawab atas pembangunan ummat dan bangsa berdasarkan iman dan taqwa serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berangkat dari visi, misi, dan tujuan, maka ada rencana strategi (renstra) untuk mewujudkan itu semua. Pertama, menyusun sebuah target khusus (special goal) setiap jenjang pada setiap unit. Special goal yang disusun mengacu pada kualitas output, yang meliputi: kualitas agama, akademik, Bahasa Inggris, kebangsaan, dan keterampilan. Semua dijabarkan dalam program khusus secara berkelanjutan. Kedua, menyusun perangkat yang berupa buku panduan belajar, yang disebut "Study Guide" dan pendukung lainnya. Ketiga, menyusun kerangka alur pembangunan karakter (character building) melalui langkah yang terukur.

Penerimaan Siswa Baru Tahun Pelajaran 2008-2009

Perguruan Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya membuka pendaftaran siswa baru tahun pelajaran 2008-2009. Perguruan yang terdiri dari Kelompok Belajar, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama siap menerima siswa di tahun pelajaran baru ini.